Bisnis.com, JAKARTA — Emiten BUMN Karya berkejaran dengan waktu memenuhi target kontrak baru sebelum akhir tahun menjelang. Sektor konstruksi dan jalan tol, termasuk PTPP, ADHI, WIKA, dan WSKT, hingga 9 bulan pertama 2022, baru memenuhi 50 persen nilai kontrak baru dari total target tahun ini.
PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA), misalnya baru merealisasikan kontrak baru senilai Rp19 triliun hingga September 2022 dari target sepanjang 2022 sebesar Rp39 triliun. Target tersebut sebelumnya telah mengalami penurunan dari nilai awal Rp42,57 triliun.
Adapun, PT PP (Persero) Tbk. telah mengantongi Rp16,78 triliun nilai kontrak baru dari target sepanjang tahun Rp31 triliun. Sedangkan PT Waskita Karya Tbk. (WSKT) membukukan Rp19,8 triliun kontrak baru dari target Rp30 triliun.
Dari sejumlah emiten karya BUMN, agaknya PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) yang paling mendekati target, dengan nilai kontrak baru hingga September 2022 mencapai Rp18,1 triliun dari target sepanjang tahun Rp23 triliun.
Analis Samuel Sekuritas Abraham Timothy Gosal mencatat nilai kontrak baru secara keseluruhan di sektor konstruksi dan jalan tol senilai Rp65,18 triliun hingga September 2022. Nilai tersebut baru menutupi setengah dari target sepanjang 2022 senilai Rp128,57 triliun.
Atas perkembangan tersebut, Samuel Sekuritas merevisi turun semua nilai kontrak baru perusahaan konstruksi dan jalan ton yang dikovernya sebesar -13,1 persen menjadi Rp101,84 triliun untuk sepanjang tahun ini. Proyeksi nilai kontrak baru untuk sepanjang tahun depan juga dikerek turun 24,6 persen menjadi Rp113,29 triliun.