Bisnis.com, JAKARTA — Gonjang-ganjing kembali melanda pasar aset kripto. Mampukah instrumen ini ini tetap memberikan cuan kepada para investornya ke depan?
Jelang akhir pekan, pasar kripto digegerkan oleh kisah yang melibatkan FTX, yang sampai beberapa hari yang lalu dipandang sebagai salah satu entitas teratas. Pendirinya, Sam Bankman-Fried, bahkan dipandang sebagai versi kripto dari John Pierpont Morgan. Token FTT-nya jatuh, dipicu oleh komentar pendiri Binance Changpeng ‘CZ’ Zhao yang menyebutkan pembatalan rencana pengambilalihan.
Market cap pasar kripto menyisakan sekitar US$850 miliar pada Kamis (10/11/2022), padahal posisi pada Senin (7/11/2022) masih di kisaran US$1,05 triliun, berdasarkan data Coin Market Cap. Kekhawatiran atas neraca keuangan FTX menyebabkan pasar turun tajam sejak awal pekan ini.
Bankman-Fried mengatakan kepada investor bahwa tanpa suntikan uang tunai, perusahaannya perlu mengajukan pailit. Dia mengatakan FTX menghadapi kekurangan dana hingga US$8 miliar dan membutuhkan US$4 miliar untuk tetap likuid.
Rencana akuisisi FTX oleh pesaingnya, Binance, sempat mengembuskan angin segar. Namun, pembatalan rencana akuisisi ‘membakar’ hampir semua aset kripto, termasuk Bitcoin yang anjlok 10 persen dalam sehari menjadi US$16.329 dan Ether jatuh 9,8 persen ke US$1.168. FTT, token FTX, kini diperdagangkan di bawah US$2, padahal seminggu lalu hampir US$25.
“Perkirakan hal-hal yang tidak terduga pada hari-hari mendatang,” ujar analis Genesis Trading, Ainsley To dan Gordon Grant, dalam laporan mereka yang menyoroti ledakan volatilitas di seluruh kompleks pasar kripto, dilansir Bloomberg.