Bisnis.com, JAKARTA – Lewat Gorontalo Minerals, entitas turunan PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS), Grup Bakrie memang sudah bermimpi jadi produsen tembaga raksasa di masa depan. Namun, sebelum akhirnya Grup Salim ikut merapat sebagai kongsi, mimpi itu sempat terlihat abstrak.
Dengan besarnya potensi tembaga di situs Cabang Kiri, Kayu Bulan dan Sungai Mak, Bakrie menghadapi kendala lantaran BRMS tidak punya smelter untuk mengolah konsentrat tembaga menjadi produk jadi. Kesibukan menggodok fasilitas produksi emas, yang lebih masuk akal secara ongkos, juga bikin mimpi mereka jadi produsen tembaga makin jauh panggang dari api.
Namun kedatangan Grup Salim, yang belum lama ini menjadi investor mayoritas BRMS, menghadirkan dua hal sekaligus: peluang dan harapan.
Salim, yang terindikasi membeli BRMS lewat cangkang bisnis bernama Emirates Tarian Global Ventures Spc, datang bersama proksi investasi tambangnya di Amman Minerals. Dalil ini seolah diamini oleh tampilnya sosok Agoes Projosasmito sebagai Direktur Utama (Dirut) baru BRMS.
Selain merangkap jabatan sebagai Dirut Ithaca Resources milik Anthoni Salim, Agoes juga masih aktif menjadi Komisaris Utama di Amman Mineral International serta Wakil Direktur di Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).
Meski masih berstatus afiliasi PT Medco Energy Tbk. (MEDC), patut digarisbawahi jika Amman disinyalir punya asosiasi kuat kepada Keluarga Salim. Menurut rumor yang beredar di kalangan pelaku pasar, porsi saham entitas perantara Anthoni dan Agoes di Amman Minerals lebih besar dari kepemilikan eksisting MEDC saat ini, yang cuma sekitar 23 persen.