Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Ina Perdana alias Bank Ina (BINA), salah satu bank kecil besutan Grup Salim, tidak mencantumkan pembeli siaga ataupun investor strategis baru dalam prospektus rights issue bulan depan. Bukan karena tidak bisa, namun lantaran mereka tak terlampau butuh gula-gula semacam itu.
Berniat mencetak 296,85 ribu lembar saham baru dengan harga Rp4.050 per lembar, BINA memang mengincar dana maksimal Rp1,2 triliun. Namun, jumlah investor publik dari kalangan masyarakat, dalam struktur BINA, hanya mewakili 15,43 persen kepemilikan eksisting. Singkatnya, tanpa partisipasi investor ritel pun, eksekusi hak memesan efek dari investor mayor (85,47) BINA sudah menggaransi potensi modal tambahan sekitar Rp1,02 triliun.