Bisnis.com, JAKARTA — Di era Presiden Megawati Soekarnoputri, Grup Lippo ikut serta dalam tender offer saham pemerintah di PT Indosat Tbk. (ISAT). Sayangnya, Lippo gugur tergusur empat investor asing.
Sejak melantai di bursa saham pada 1994, Indosat yang merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar Indonesia, beberapa kali berpindah tangan.
Pada 2002, Megawati menyetujui divestasi saham pemerintah di Indosat sebanyak 434 juta lembar atau 41,49 persen. Sebanyak empat investor asing kala itu, Telekom Malaysia, Singapore Technologies Telemedia Pte Ltd (ST Telemedia), Desa Mahid Sdn Bhd, dan Gilbert Global Equity Capital Asia, terpilih masuk daftar investor yang berhak maju ke tender akhir 41,49 persen saham pemerintah di Indonesia.
Sejumlah investor tersebut menggugurkan empat investor lainnya, termasuk Grup Lippo yang saat itu ikut penawaran melalui Across Asia, perusahaan patuangan antara Lippo dan Hutchison Whampoa dari Hong Kong.
Halaman muka Harian Bisnis Indonesia edisi Sabtu 9 November 2002 menyebutkan bahwa dari keterangan Sumber Bisnis, proses seleksi terhadap delapan investor hanya menghasilkan empat pemodal yang memenuhi tiga kriteria.
Ketiga kriteria tersebut yakni cash offer price, rencana pembiayaan final bid, dan rencana bisnis untuk Indosat.