Bisnis.com, JAKARTA — Harga nikel global yang bertahan diyakini akan menjadi penopang kinerja keuangan emiten pertambangan logam seperti PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) dan PT Vale Indonesia Tbk. (INCO).
Berdasarkan data Bloomberg, harga nikel di bursa London Metal Exchange (LME) parkir di level US$23.811 per ton. Setahun terakhir, rerata harga nikel mencapai US$24.409 per ton. Di pasar domestik, harga mineral acuan (HMA) untuk nikel bergerak stabil sepanjang Agustus—Oktober 2022 di kisaran US$22.000 per ton.
Syarif Faisal Alkadrie, Sekretaris Perusahaan Aneka Tambang dalam keterangan resminya memaparkan penurunan volume produksi segmen nikel (unaudited) dalam 9 bulan 2022.
Sepanjang Januari—September 2022, ANTM tercatat membukukan produksi feronikel sebanyak 18.088 ton nikel dalam feronikel (TNi). Realisasi itu turun 5,27 persen dari 19.096 TNi pada periode yang sama 2021.
Tak hanya feronikel, produksi bijih nikel Antam juga merosot dari 8,3 juta wet metric ton (wmt) pada 9 bulan 2021 menjadi 6,21 juta wmt per Sepember 2022.