Bisnis.com, JAKARTA — Penurunan harga minyak sawit mentah (CPO) sepanjang kuartal III/2022 tidak menyurutkan kinerja pertumbuhan pendapatan dan laba bersih emiten perkebunan per September 2022. Ke depan, pergerakan harga CPO, prospek permintaan, dan volume produksi membayangi kinerja emiten di sektor ini.
Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, PT Eagle High Plantations Tbk. (BWPT) menjadi salah satu emiten dengan lompatan pendapatan dalam 9 bulan 2022. Pendapatan emiten Grup Rajawali Corpora itu meningkat 61,14 persen year-on-year (YoY) menjadi Rp3,44 triliun.
Selain BWPT, PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG) juga mengantongi pertumbuhan pendapatan 51,51 persen menjadi Rp6,74 triliun.
Di sisi lain, emiten kebun sawit Grup Astra, PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) justru mengalami penyusutan pendapatan sebesar 8,31 persen dari Rp18,01 triliun sepanjang Januari-September 2021 menjadi Rp16,51 triliun hingga kuartal III/2022.
Penurunan pendapatan juga berimbas terhadap profitabilitas AALI. Laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk AALI turun 17,24 persen YoY menjadi Rp1,21 triliun.
Berbanding terbalik, laba TAPG dan PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG) melonjak dengan pertumbuhan tiga digit. Dalam 9 bulan 2022, laba bersih TAPG mencapai Rp2,33 triliun atau meroket 227,74 persen YoY, sedangkan profit DSNG melompat 114,75 persen secara tahunan menjadi Rp893,11 miliar.