Bisnis.com, JAKARTA – Proposal buyback, yang jadi sabuk pengaman PT United Tractors Tbk. (UNTR) untuk melindungi investor publik dari ancaman penurunan harga saham perseroan mestinya sudah kedaluwarsa pekan lalu. Namun, karena alokasi dana untuk proposal tersebut masih nganggur alias belum terpakai, emiten Grup Astra ini memutuskan untuk memperpanjang durasi buyback.
“Kami bermaksud memperpanjang jangka waktu pembelian kembali saham selama tiga bulan sejak tanggal keterbukaan informasi ini,” kata Sekretaris Perusahaan UNTR Sara Loebis dalam keterbukaan informasi, pekan lalu (11/10).
Bagi Anda yang masih asing dengan istilah ini, buyback adalah aksi pembelian kembali saham free float suatu emiten yang dilakukan oleh emiten itu sendiri. Lazimnya, langkah ini dilakukan perseroan untuk mengantisipasi kemungkinan risiko akibat aksi jual besar-besaran investor publik, atau sekadar menjaga likuiditas transaksi. Karenanya, pembelian biasanya dilakukan pada batas toleransi harga tertentu, yang dipandang perseroan sebagai nilai wajar.
Dalam kasus UNTR, perseroan tidak membocorkan berapa harga yang mereka anggap wajar. Hanya saja, mereka terlihat cukup antisipatif, dengan menganggarkan dana buyback saham maksimal Rp5 triliun. Rencana buyback pertama kali diumumkan pada 13 Juli 2022, dan sebelum akhirnya diperpanjang hingga Januari 2023, hendak diberlakukan hingga 12 Oktober 2022.
Namun, sejauh ini, dana jumbo tersebut urung terpakai. Alasannya simpel: harga saham perseroan masih cenderung stabil, bahkan justru naik.