Bisnis.com, JAKARTA – Mimpi besar dicanangkan Indonesia untuk lepas dari ketergantungan kepada impor bahan bakar minyak (BBM) berbasis fosil. Biofuel dari campuran bioetanol dan minyak pun dijadikan salah satu solusi. Namun demikian, misi itu terbilang terlampau optimistis di tengah masih bermasalahnya industri tebu dan turunannya secara nasional.
Adapun PT Pertamina (Persero) berencana untuk mulai menjual BBM dari campuran bioetanol pada tahun depan. Langkah itu dilakukan Pertamina dengan menggandeng PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III).
Seperti dilaporkan oleh Bloomberg, Selasa (18/10/2022), Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan akan menjual bahan bakar E20 yang merupakan campuran dari 80 persen bensin, 15 persen metanol dari gas alam dan 5 persen etanol dari tebu.
Untuk melaksanakan hal itu, Pertamina akan membeli bioetanol dari PTPN III. Nantinya E20 diharapkan pemerintah dapat membantu mengurangi impor BBM dan mengurangi emisi dari energi fosil.
“Kami sebenarnya lebih agresif dan ambisius dari pemerintah [dalam mengurangi emisi],” katanya seperti dikutip dari Bloomberg.
Dia melanjutkan, untuk mendukung langkah tersebut, pemerintah diharapkan dapat mengeluarkan peraturan baru yang mengamanatkan penggunaan campuran bahan bakar etanol pada 2023. Kebijakan itu diharapkan dapat serupa dengan payung hukum penggunaan komoditas kelapa sawit untuk campuran bahan baku biodiesel.