Bisnis.com, JAKARTA — Pelemahan nilai tukar rupiah tahun ini ditindaklanjuti dengan strategi mumpuni oleh emiten barang konsumer seperti PT Mayora Indah Tbk. dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. Selain opsi menaikkan harga jual produk untuk menjaga marjin, emiten yang banyak melakukan ekspor juga berpotensi mendapatkan lebih banyak cuan.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 0,15 persen menjadi Rp14.979 per dolar AS pada Jumat (8/7/2022). Sejak awal tahun, rupiah terdepresiasi 5,02 persen.