Bisnis.com, JAKARTA – Performa keuangan emiten kontraktor BUMN Karya PT Adhi Karya (Persero) Tbk. ditaksir bisa rebound di paruh kedua tahun ini. Pasalnya, beberapa proyek utama akan mulai dikebut seperti konstruksi ruas tol Jogja – Bawen, tol Solo – Kulonprogo, dan proyek strategis lainnya. Sentimen itu diharapkan dapat menyemarakkan penyerapan rights issue yang akan digelar oleh perseroan.
Adapun, Adhi Karya telah mendapatkan restu pemegang saham untuk menambah modal lewat Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue. Dalam aksi korporasi ini, perseroan akan mendapatkan suntikan dari Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp1,97 triliun. Sedangkan dana dari investor publik diharapkan bisa terserap Rp1,89 triliun agar kepemilikan publik tidak terdilusi oleh PMN.
Menjelang dilakukannya rights issue tersebut, Adhi Karya terpantau terus memperkuat fundamental bisnisnya. Emiten dengan kode saham ADHI tersebut sudah mengantongi nilai kontrak baru mencapai Rp9,9 triliun hingga akhir Mei 2022. Realisasi itu tumbuh 98 persen dibandingkan perolehan akumulasi lima bulan pertama tahun ini senilai Rp5 triliun.
Kontrak terbaru yang didapatkan ADHI merupakan paket pekerjaan pembangunan Bendungan Jenelata di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Proyek yang didapatkan ADHI bersama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) dan China CAMC Engineering Co., Ltd. itu bernilai Rp4,15 triliun dengan porsi pengerjaan oleh ADHI sebesar 22,15 persen.
Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Farid Budiyanto memaparkan beberapa kontrak baru yang dikantongi ADHI pada Mei 2022 a.l. pekerjaan jalan tol Yogyakarta – Bawen seksi 6 dan pembangunan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Cibitung.
“Kontribusi per lini bisnis pada perolehan kontrak baru sampai dengan Mei 2022, meliputi lini bisnis konstruksi sebesar 86 persen, properti 6 persen, dan sisanya lini bisnis lainnya,” kata Farid dalam siaran pers, dikutip Rabu (6/7/2022).