Bisnis.com, JAKARTA - Tegas! Bank Indonesia memilih memertahankan suku bunga acuan di tengah tekanan kondisi global karena perekonomian domestik yang masih stabil. Sentimen ini memberikan angin segar ke pasar modal, seperti pasar saham dan obligasi.
Pasar saham berbalik ke zona hijau merespons langkah Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuan di level 3,5 persen. Saham emiten di sektor pertambangan, perkebunan sawit, peritel, dan konstruksi disebut mendapat hawa segar dari kebijakan moneter tersebut.
Sesaat setelah Bank Indonesia mengumumkan BI 7 days reverse repo rate tetap di level 3,5 persen, indeks harga saham gabungan (IHSG) memantul ke teritori positif setelah ditutup memerah sepanjang sesi I perdagangan Kamis (23/6). Alhasil, IHSG ditutup naik tipis 0,2% ke level 6.998,27.
Apresiasi juga terjadi di pasar obligasi yang tergambar pada pergerakan yield SUN seri acuan. Berdasarkan data Bloomberg, pada Kamis (23/6), yield SUN tenor 10 tahun mendarat di level 7,411 persen menguat 0,93 persendari posisi 7,481 persen pada hari sebelumnya. Yield SUN juga melandai dari puncak tertinggi pada tahun ini di posisi 7,501 persen pada Senin (20/6).
Saat dihubungi Bisnis, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas M. Nafan Aji Gusta mengatakan IHSG menghijau setelah menangkap sinyal bahwa kebijakan moneter yang diambil BI mencerminkan komitmen bank sentral untuk mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.
Dengan momentum pertumbuhan atau pemulihan ekonomi Indonesia yang terus membaik, lanjutnya, investor akan mengamati emiten yang memiliki prospek yang positif dan juga berfundamental baik.