Bisnis.com, JAKARTA – Badai tekanan harga yang mendera komoditas emas belum juga tampak ujungnya, seiring kenaikan suku bunga bank sentral AS. Kondisi ini terindikasi memperpanjang keraguan investor publik untuk melirik saham emiten-emiten penambang aset safe haven tersebut.
Alih-alih dilirik, aksi jual lebih banyak terjadi pada saham-saham komoditas emas. Pada perdagangan Rabu (15/6/2022) misal, koreksi harga kompak terjadi pada saham-saham penambang emas pilihan. Mulai dari PT Merdeka Copper Gold Tbk. alias MDKA (-5,74 persen), hingga PT Archi Indonesia Tbk. alias ARCI (-0,56 persen).
Penurunan juga tidak luput mengiringi emiten-emiten penambang yang sebenarnya juga memiliki segmen lain. Seperti PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) serta PT United Tractors Tbk. (UNTR).
Bila dirunut, dalam sepekan terakhir harga keempat emiten surut pada rentang 7,54 persen hingga 16,41 persen.
Sebenarnya, secercah harapan untuk keempat emiten sempat tampak seiring rilis data inflasi AS per Mei 2022 pada pekan lalu, yang menunjukkan angka rekor year on year (yoy) 8,6 persen. Dengan rekor inflasi terbesar dalam 41 tahun terakhir tersebut, minat pelaku pasar untuk memburu emas sebagai aset lindung nilai berpotensi terkerek.
Terbukti, secara harian, harga emas di pasar spot dan comex sempat menguat signifikan pada Jumat (10/6) pekan lalu.