Bisnis.com, JAKARTA – Harga unggas yang melemah akhir-akhir ini berpotensi menggoyang kinerja PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN). Dilema kemudian muncul. Jika hal itu dibiarkan berkepanjangan, kinerja korporasi unggas akan tergerus. Di sisi yang berseberangan, pemerintah juga berkepentingan untuk menjaga inflasi tetap stabil.
Analis Mirae Asset Sekuritas Emma Almira Fauni mengatakan kenaikan harga ayam ibarat pedang bermata dua yang dapat meningkatkan kinerja pendapatan yang lebih baik bagi emiten. Dengan catatan, apabila harga jual rata-rata juga lebih tinggi.
Namun, pada saat yang sama, hal itu mungkin juga berkontribusi pada inflasi di Indonesia, seiring kenaikan harga bahan baku untuk sektor produk konsumen.
Menurut Emma, kemungkinan regulator menghadapi dilema antara mendukung harga komoditas unggas agar tetap menguntungkan bagi peternak, atau membiarkan harga melemah sebagai upaya untuk meredam inflasi.
Namun demikian, Mirae meyakini, membiarkan harga melemah untuk meredam inflasi lebih penting untuk diprioritaskan. Hal ini bertujuan untuk menjaga daya beli konsumen dalam negeri dan mempertahankan nilai tukar domestik di tengah meningkatnya suku bunga global.