Bisnis.com, JAKARTA — Kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat bertenor 10 tahun atau US Treasury memicu aksi jual investor asing di negara pasar berkembang (emerging markets). Lelang SUN (Surat Utang Negara) yang diadakan pemerintah Indonesia hari ini pun terancam sepi.
Mengutip data Bloomberg pada Selasa (10/5/2022), tingkat imbal hasil SUN Indonesia mencapai 7,26 persen. Kemarin, yield SUN tenor 10 tahun melonjak 3,99 persen setelah sepekan libur Lebaran.
Chief Investment Officer STAR Asset Management Susanto Chandra mengatakan tren pelemahan imbal hasil SUN Indonesia dipicu oleh keputusan Bank Sentral AS (Federal Reserve) yang menaikkan suku bunga Fed Funds Rate pekan lalu. Kebijakan ini dilakukan oleh The Fed guna mengendalikan laju inflasi yang semakin cepat.
Meningkatnya inflasi AS turut berimbas pada kenaikan imbal hasil obligasi AS atau US Treasury. Tercatat, yield US Treasury tenor 10 tahun telah menembus level 3,17 persen.
Meski dalam tren melemah, Susanto melihat minat investor terhadap obligasi RI masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Susanto meyakini pasar obligasi Indonesia masih relatif menarik di mata investor sepanjang kuartal II/2022.
“Hal ini mengingat tingkat imbal hasil yang lebih baik dibandingkan dengan negara emerging markets lainnya,” kata Susanto, Senin (9/5/2022).