Bisnis.com, JAKARTA — Prapenjualan atau marketing sales yang tebal diharapkan menjadi modal bagi para emiten properti untuk mendongkrak kinerja keuangan dan saham pada masa mendatang.
Geliat nilai prapenjualan tecermin dari realisasi sederet emiten properti kelas kakap yang hingga kuartal I/2022 telah mengantogi 16 persen hngga 34 persen dari target marketing sales tahun ini.
Secara nilai, marketing sales terbesar diraih oleh PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) sebesar Rp2,5 triliun. Disusul oleh PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) yang meraih prapenjualan Rp1,9 triliun dan PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) Rp1,21 triliun sepanjang Januari—Maret 2022. Sayangnya, realisasi itu tidak mengalami pertumbuhan dibandingkan dengan capaian pada kuartal I/2021. Bahkan, prapenjualan LPKR tercatat turun 7,63 persen dari realisasi Rp1,31 triliun pada 3 bulan pertama 2021.
Lonjakan prapenjualan justru dibukukan oleh PT Puradelta Lestari Tbk. (DMAS) sebesar 169,73 persen year-on-year (YoY) menjadi Rp615 miliar dan PT Intiland Development Tbk. (DILD) yang marketing sales-nya naik 61,29 persen secara tahunan menjadi Rp500 miliar pada kuartal I/2022.
Hermawan Wijaya, Direktur Bumi Serpong Damai mengatakan 64 persen dari prapenjualan BSDE sepanjang 3 bulan pertama 2022 disumbang oleh segmen residensial senilai Rp1,6 triliun.