Bisnis.com, JAKARTA – Harga komoditas global masih menunjukkan tren fluktuatif seiring dengan berbagai peristiwa di dunia yang menjadi sentimen.
Salah satu faktor yang paling besar kontribusinya dalam menggerakkan harga komoditas yaitu konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang diprediksi masih terus berlanjut hingga kuartal II/2022. Pasalnya, konflik tersebut memperburuk ketersediaan pasokan sejumlah komoditas global dan meningkatkan harga.
Rusia merupakan salah satu negara pengekspor hidrokarbon, pupuk dan logam, serta gandum dan jagung. Negara yang dipimpin Vladimir Putin itu terkendala dalam mengekspor komoditas karena adanya sanksi, masalah logistik, hingga keengganan mitra dagang untuk bekerjasama dengan Rusia.
Sementara itu, Ukraina sebagai salah satu produsen utama gandum dan jagung juga sulit dijangkau yang akhirnya menghambat distribusi pasokan komoditas dunia. Hal ini menyebabkan meningkatnya harga komoditas yang efeknya meluas.
Mengutip data Global Energy Index 2022 dari World Bank, komposisi komoditas yang terdiri dari minyak mentah (84,6 persen), gas alam (10,8 persen) dan batu bara (4,7 persen) menunjukkan kenaikan hingga 79,87 persen year-on-year (yoy).