Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk. (BBNI) melanjutkan rapor pertumbuhannya pada kuartal I/2022. Di tengah capaian tersebut, pelaku pasar pun kini harap-harap cemas menanti seberapa mampu harga saham perseroan menembus level psikologis Rp10.000.
Sebagai konteks, hingga penutupan perdagangan Selasa (26/4/2022) saham BBNI ditransaksikan dengan mahar Rp9.600 per saham. Posisi ini telah merefleksikan peningkatan 42 persen dari level awal tahun alias year to date (ytd), dan sudah melampaui konsensus harga yang dipatok analis Bloomberg.
Dalam publikasi teranyar Selasa (26/4/2022), Tim Riset BRI Danareksa Sekuritas mengatakan bahwa berbagai indikator fundamental masih menunjukkan tanda-tanda positif untuk BBNI.
Margin bunga bersih memang mengalami koreksi 40 basis poin seiring peningkatan fokus perseroan menggarap segmen korporasi yang memiliki yield lebih kecil. Namun, adanya pertumbuhan kredit yang mencapai 5,8 persen dan dana pihak ketiga (DPK) 8,4 persen yoy membuat pendapatan bunga bersih maupun pendapatan non-bunga BBNI justru naik.
Secara total, BBNI melaporkan bahwa pendapatan operasional sebelum pencadangan (PPOP) perseroan pada kuartal I/2022 mencapai Rp8,5 triliun. Angka ini menggambarkan penguatan 7,3 persen yoy.
Karenanya, tidak heran jika laba perseroan pun mampu menyentuh nominal Rp3,96 triliun alias tumbuh 63,2 persen yoy.