Tancap Gas Konglomerasi Astra (ASII), Nikmati Pemulihan Kinerja

Seiring pemulihan sektor otomotif grup Astra (ASII), emiten konglomerasi keluarga Soeryadjaya ini juga diproyeksi kembali ke jalur pertumbuhan layaknya sebelum pandemi Covid-19.

Bisnis.com, JAKARTA - Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), penjualan wholesales mobil di sepanjang kuartal pertama 2022 sebesar 263.810 unit.

Dari data tersebut, total penjualan kuartal I/2022 khusus grup PT Astra International Tbk. (ASII) sebanyak 142.044 unit kendaraan naik 43,83 persen dibandingkan dengan penjualan pada kuartal yang sama tahun lalu sebanyak 98.753 unit.

Menariknya, jumlah penjualan tersebut sudah di atas total penjualan sebelum pandemi, naik 5,77 persen dibandingkan dengan penjualan kuartal I/2019 yang sebanyak 134.287 unit.

Head of Corporate Communications Astra International Boy Kelana Soebroto menerangkan penjualan mobil Astra pada Maret 2022 mengalami kenaikan 27 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

"Hal ini turut dipengaruhi oleh adanya perpanjangan insentif PPnBM tahun ini, penyelenggaraan Jakarta Auto Week, dan faktor kenaikan permintaan menjelang Lebaran," paparnya, dikutip Minggu (17/4/2022).

Adapun, penjualan wholesales (pabrik ke dealer) mobil nasional pada Maret 2022 mencapai 98.524 unit atau naik 21,3 persen dibanding penjualan pada Februari 2022 sebanyak 81.224 unit.

Dari total penjualan tersebut, grup ASII mencatatkan penjualan 54.713 unit kendaraan atau setara dengan pangsa pasar 55,52 persen.

Penjualan mobil grup Astra pada Maret 2022 itu, naik 20,19 persen dibandingkan dengan penjualan bulan yang sama tahun lalu sebesar 45.521 unit. Penjualan tersebut naik 27,17 persen dibandingkan dengan penjualan bulan sebelumnya, Februari 2022 yang sebesar 43.023 unit.

"Kami berharap minat dan daya beli masyarakat terus menguat sehingga dapat menjadi katalisator pemulihan industri otomotif Indonesia,” ujarnya.

Head of Investor Relations Astra International Tira Ardianti menjelaskan perseroan tidak terlalu khawatir dengan dihilangkannya insentif Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) Ditanggung Pemerintah (DTP) pada kuartal II/2022 ini. Induk konglomerasi Astra ini yakin pemulihan ekonomi dapat tetap menopang perbaikan kinerja Astra.

"Saat PPnBP tidak ada, harapan kami saat itu ekonomi sudah semakin baik tentunya daya beli masyarakat sudah jauh menguat, harapan pertumbuhan roda empat akan terus berlanjut," tuturnya.

Di sisi lain, emiten perkebunan dan pengolahan sawit PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) hingga Rp1,3 triliun pada tahun 2022.

Direktur Astra Agro Lestari Mario Casimirus Surung Gultom mengatakan anggaran belanja modal perusahaan pada tahun ini tidak akan berbeda jauh dengan 2021. Perusahaan akan menyiapkan dana sekitar Rp 1,2 triliun – Rp1,3 triliun untuk sejumlah keperluan bisnis.

Mario memaparkan, sebagian besar capex dialokasikan untuk penanaman kembali atau replanting kebun sawit dan pemeliharaan tanaman yang belum menghasilkan. Selain itu, capex juga disiapkan untuk melakukan perbaikan infrastruktur pendukung seperti penggantian mesin-mesin produksi di pabrik.

“Kelebihan dana belanja modal akan kami gunakan untuk bayar utang yang jatuh tempo Oktober tahun ini,” jelasnya.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2021 yang dilaporkan perusahaan, AALI mencetak kenaikan pendapatan bersih sebesar 29,32 persen dari Rp18,80 triliun pada 2020 menjadi Rp24,32 triliun sepanjang 2021.

Pendapatan perusahaan mayoritas disumbang dari produk minyak sawit mentah dan turunannya dengan nilai Rp22,02 triliun, naik 26,77 persen dibandingkan dengan total 2020 yang bernilai Rp17,37 triliun.

Sementara itu, produk inti sawit dan turunannya serta produk lainnya berkontribusi masing-masing Rp2,20 triliun dan Rp96,49 miliar.

Emiten penjualan alat berat Astra, PT United Tractors Tbk (UNTR) pada tahun ini juga berpeluang bisa lebih tinggi dari target yang ditetapkan. Hal ini setidaknya terlihat dari tren penjualan pada awal 2022 yang naik signifikan dibandingkan dengan 2021.

Direktur United Tractors Iman Nurwahyu mengemukakan penjualan perusahaan pada 2021 cenderung membaik, didorong oleh sektor pertambangan batu bara dan nikel. Untuk 2022, perusahaan menargetkan dapat menjual setidaknya 3.700 unit alat berat.

“Tahun ini kami mencanangkan target 3.700 unit, tetapi memang dari hasil Januari-Februari 2022 indikasi pasar akan meningkat itu terlihat jelas,” kata Iman.

Iman mengatakan UNTR bahwa prinsipal yang bekerja sama dengan perusahaan telah memberi sinyal kepada pabrik untuk menjamin pasokan barang. Dengan demikian, United Tractors bisa mengejar peluang naiknya permintaan di pasar.

"Kami belum menetapkan target final dari target awal 3.700 unit, tetapi indikasinya sangat kuat dua sektor mendorong pasar lebih besar dari hanya 15.000 unit awalnya menjadi 16.000 unit atau bahkan 17.000 unit secara total,” paparnya.

Dia mengatakan perusahaan bisa meningkatkan pangsa pasar, selama didukung dengan kemampuan pasokan dari prinsipal.

Adapun sepanjang 2 bulan 2022, UNTR mencatat kenaikan penjualan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Berdasarkan perkembangan operasional terbaru, tercatat penjualan alat berat melesat dari 416 unit untuk year to date (ytd) Februari 2021 menjadi 1.058 unit pada ytd Februari 2022.

Selanjutnya, untuk bisnis kontrak pertambangan melalui Pamapersada Nusantara, produksi batu baranya turun dari 17,3 juta ton pada periode dua bulan berjalan 2021 menjadi 15,3 juta ton sampai Februari 2022.

Kemudian, untuk volume penjualan batu bara Tuah Turangga Agung juga tercatat turun dari 2,60 juta ton pada ytd Februari 2021 menjadi 1,83 juta ton pada ytd Februari 2022. Capaian ytd Februari 2022 ini didominasi penjualan pada Februari 2021 yang melesat  1,43 juta ton dengan perincian 1,18 juta ton thermal coal dan 251.000 ton coking coal.

Tancap Gas Konglomerasi Astra (ASII), Nikmati Pemulihan Kinerja

Konten Premium Terbaru