Bisnis.com, JAKARTA — Gaung kenaikan suku bunga lanjutan bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve, yang makin kencang menahan laju pertumbuhan pasar saham hingga pasar keuangan global.
Sejumlah emiten konstituen indeks S&P 500 mulai dari perusahaan cip dan pengapalan hingga bisnis yang berkaitan erat dengan perekonomian terperosok.
Secara keseluruhan, indeks yang paling banyak menjadi acuan di dunia ini turun 2,6 persen periode berjalan bulanan April 2022 termasuk koreksi 1,7 persen pada Senin (11/4/2022).
Langkah pengetatan moneter The Fed untuk menghadapi inflasi terburuk sepanjang empat dekade disebut-sebut menjadi penyebab utama kemunduran ini.
Bureau of Labor Statistic mengumumkan indeks harga konsumen (CPI) AS pada Maret 8,3 persen (year-on-year), yang lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 7,9 persen. Inflasi yang tinggi ini memberikan sinyal makin kuat bagi pasar bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin.