Bisnis.com, JAKARTA - Kisah mengenai deretan orang terkaya di Indonesia tentunya menarik untuk disimak. Pada akhir kuartal I dan awal kuartal II, publik khususnya investor mencermati laporan keuangan 2021 emiten, sambil melakukan strategi investasi.
Tahun lalu, Grup Djarum milik orang terkaya di Indonesia, Keluarga Hartono, mengakuisisi dua perusahaan yang sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia, yakni emiten menara PT Solusi Tunas Pratama Tbk. (SUPR) dan emiten peritel PT Supra Boga Lestari Tbk. (RANC). SUPR dicaplok melalui PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR), sedangkan RANC diambil melalui PT Global Digital Niaga atau Blibli.com.
Meski telah diakuisisi Grup Djarum, kinerja kedua perusahaan tersebut nyatanya masih mengalami penurunan pada 2021. SUPR misalnya hingga kuartal III/2021, masih mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp548,4 miliar.
Sementara itu, RANC membukukan penurunan kinerja hingga akhir 2021 dengan pendapatan bersih sebesar Rp2,88 triliun atau turun 4,12 persen secara tahunan dari Rp3,01 triliun. RANC juga mencatatkan penurunan laba bersih 88,72 persen dari Rp75 miliar di 2020, menjadi Rp8,46 miliar di 2021.
Nasib berbeda dialami dua emiten Grup Djarum lainnya, yakni PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA). Kedua emiten ini mencatatkan pertumbuhan kinerja pada 2021.
TOWR hingga kuartal III/2021 mencatatkan laba bersih sebesar Rp2,58 triliun atau naik 35,26 persen dari periode yang sama tahun 2020, yang tercatat sebesar Rp1,90 triliun.