Bisnis.com, JAKARTA — Periode Ramadan 2022 digadang-gadang akan mendatangkan berkah bagi perusahaan yang bergerak di sektor consumer khususnya barang konsumen primer. Saham emiten mana yang masih diperdagangkan dengan valuasi murah?
Kinerja saham consumer yang masuk kategor non-cylical menurut Bursa Efek Indonesia (BEI) masih kurang mentereng sepanjang periode berjalan 2022. Data otoritas Bursa menunjukkan IDX Sector Consumer Non-Cylical masih terkoreksi 3,70 persen year-to-date (ytd) untuk periode berjalan 2022 hingga akhir sesi Jumat (25/3/2022).
Rapor itu berbanding terbalik dengan IDX Sector Consumer Cylical dengan kenaikan 5,34 persen ytd. Dua indeks yang menaungi emiten penghasil produk barang dan jasa untuk konsumen itu masih underperform dari indeks harga saham gabungan (IHSG) yang telah mencetak return 6,40 persen.
Pergerakan IDX Sector Consumer Non-Cylical tertekan oleh koreksi yang dialami sejumlah emiten konsumen kakap yang masih dalam tren negatif seperti PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP), PT Mayora Indah Tbk. (MYOR), dan PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) untuk periode berjalan 2022.
Di tengah kinerja yang tengah underperform, masih ada sederet emiten consumer non-cylical yang masih diperdagangkan dengan valuasi price-to-earning-ratio (PER) di bawah 10 kali.
Dalam daftar tersebut, ada beberapa nama emiten afiliasi grup konglomerasi kakap seperti PT Tunas Baru Lampung Tbk. (TBLA), PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF), PT Gudang Garam Tbk. (GGRM), dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA).