Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA) sempat betah nangkring di atas level Rp650 hingga Rp700 per lembar pada September dan November 2021. Harga saham itu dicapai setelah kabar pasar ketertarikan Grup Djarum dan Lazada beredar. Namun, tidak kunjung datangnya kepastian akuisisi oleh salah satu dari dua korporasi besar itu membuat investor tampak bersikap realistis.
Sejak awal tahun, saham ERAA lebih banyak dilepas oleh kalangan pelaku pasar. Mengacu data transaksi broker, hingga penutupan perdagangan Rabu (17/3/2022), total aksi jual bersih (net sell) investor asing di perusahaan ini secara year-to-date (ytd) sudah mencapai Rp145,86 miliar. Meski demikian, per hari ini juga mulai terjadi pembalikan. Terlihat investor asing sudah melakukan net buy meski 'baru' Rp142,44 juta.
Sedangkan data per kemarin (16/3/2022), nilai transaksi saham ERAA menyentuh Rp1,16 triliun ytd. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan nilai transaksi ERAA pada periode yang sama tahun sebelumnya, yang berkisar Rp3,1 triliun. Bila dirunut berdasarkan data periode yang sama, ini merupakan volume transaksi ytd terendah saham ERAA dalam kurun 4 tahun terakhir.
Karenanya, tidak heran kalau saham ERAA saat ini memiliki valuasi murah untuk ukuran sektornya.
Pada penutupan perdagangan hari ini (16/3/2022), ERAA ditransaksikan seharga Rp550 per saham atau susut 8,33 persen ytd. Harga ini merefleksikan rasio price to earning (PER) 9,15x, jauh lebih murah dibandingkan rasio yang melekat pada saham ritel likuid berkinerja positif lain. Misalnya PT Matahari Department Store Tbk. atau LPPF dengan 17,4x atau PT Supra Boga Lestari Tbk. (RANC) dengan 60,86x.