Bisnis.com, JAKARTA — Tren transisi energi telah menggerakkan banyak sektor industri untuk beralih menggunakan sumber daya yang lebih ramah lingkungan. Agar lebih berkelanjutan, semua aspek dituntut serba hijau dan beralih kepada sumber daya alam yang terbarukan.
Masalah transisi energi telah menjadi perbincangan serius tak hanya di meja para pejabat, isu tersebut bahkan telah menjadi makanan sehari-hari di warung kopi.
Tidak hanya dalam skala global, pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) kini menjadi salah satu topik serius yang digarap di dalam negeri. Pada peta jalan transisi energi 2021 - 2030, pemerintah menitikberatkan pada pembangunan pembangkit listrik energi baru terbarukan (PLT EBT) yang mencapai daya 20,9 gigawatt (GW), sementara PLTS atap ditargetkan sebesar 3,6 GW. Pembangunan PLTS akan masif pada 2031 - 2050 dengan jumlah total daya sebesar 279,2 GW.