Bisnis.com, JAKARTA – Dalam sepekan terakhir, saham PT Aneka Tambang Tbk. alias Antam (ANTM) bergerak seperti wahana tornado. Sempat ngacir diterbangkan lonjakan sentimen harga komoditas termasuk nikel dan emas akibat perang Rusia-Ukraina, belakangan gerak ANTM lebih sukar diterka seiring munculnya kasus margin call yang melibatkan Tsingshan Holding Group di London Metal Exchange (LME).
Menurut analisis Trimegah Sekuritas, ANTM dan perusahaan komoditas lain seperti PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) dan PT Harum Energy Tbk. (HRUM) rentan terpengaruh dinamika perkembangan kasus tersebut lantaran status Tsingshan. Entitas ini merupakan pemain nikel terbesar global sekaligus motor penggerak hilirisasi di Indonesia.
Margin call adalah permintaan broker agar suatu pihak melakukan penyetoran ke dalam akun untuk mencapai nilai minimum. Lazimnya, tindakan ini dilakukan sebagai langkah perlindungan di tengah volatilitas harga suatu komoditas.
Dalam kasus Tsingshan, entitas asal China tersebut terancam tidak mampu memenuhi deposit margin call karena kegagalannya memenuhi kontrak nikel di LME. Kegagalan ini dipicu oleh minimnya pasokan sumber lain, usai sebelumnya kualitas nikel Tsingshan dinyatakan tidak memenuhi standar minimal LME.
Dalam konteks sektoral secara luas, kasus Tsingshan membuat harga nikel melonjak semakin tinggi dan menguntungkan emiten sektor komoditas.