Bisnis.com, JAKARTA – Ketergantungan impor yang tinggi terhadap komoditas gandum membuat posisi Indonesia rawan akan dampak ketegangan politik antara Ukraina dan Rusia. Adapun, PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) menjadi salah satu perusahaan besar yang paling banyak melakukan impor gandum sebagai bahan baku produksi.
Ukraina tercatat merupakan negara pemasok gandum terbesar bagi Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan, pada 2020 volume impor gandum Indonesia dari Ukraina mencapai 2,96 juta ton.
Pasokan Ukraina mengungguli Argentina dan Kanada sebagai pemasok gandum terbesar kedua dan ketiga bagi Indonesia. Volume impor Indonesia dari kedua negara itu masing-masing sebanyak 2,6 juta ton dan 2,3 juta ton.
Adapun volume impor gandum Indonesia dari Ukraina tercatat meningkat pesat sejak 2010. Pada saat itu, BPS mencatat, impor gandum dari negara tersebut hanya mencapai 18.074 ton saja. Lonjakan tertinggi terjadi dari 2015 ke 2016. Kala itu impor gandum dari Ukraina naik dari 664.000 ton menjadi 2,4 juta ton.
Kini gandum tercatat sebagai salah satu komoditas yang terdampak negatif oleh konflik Ukraina dan Rusia. Apalagi Ukraina dan Rusia adalah dua negara pemasok utama gandum ke seluruh dunia. Pada 2020 lalu, Rusia mengekspor 37,26 juta ton gandum. Sedangkan Ukraina mengekspor sebanyak 18,1 juta ton pada periode yang sama.
Hal itu membuat arga gandum di pasar global mencapai level tertingginya dalam 9 tahun terakhir. Berdasarkan data dari Bursa Chichago, harga gandum pada Kamis (24/2/2022) menembus US$932,75 per bushel.