Bisnis.com, JAKARTA - Kendati pendapatannya tumbuh dobel digit, laba bersih yang dibukukan oleh PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) pada 2021 stagnan di kisaran US$36 juta akibat peningkatan beban. Pada 2022, perseroan membidik volume produksi emas sebanyak 100.000-120.000 ons.
Berdasarkan laporan keuangan 2021, emiten berkode saham MDKA itu mengantongi pendapatan usaha sebesar US$380,95 juta. Realisasi itu tumbuh 18,36 persen dari capaian US$321,86 juta pada 2020, tetapi belum melampaui pendapatan sebelum pandemi yang tercatat sebesar US$402 juta pada 2019.
Pendapatan MDKA bersumber dari penjualan emas, perak, dan katoda tembaga kepada pihak ketiga di pasar domestik US$16,55 juta dan ekspor US$359,75 juta, serta realisasi lindung nilai US$2,89 juta.
Saat pendapatan tumbuh, beban pokok pendapatan emiten yang terafiliasi dengan Grup Saratoga itu membengkak 25,56 persen year-on-year (YoY) menjadi US$260,86 juta. Kenaikan beban Merdeka Copper didorong oleh biaya pengolahan dan lainnya sebesar US$122,25 juta. Selain itu, beban penyusutan dan amortisasi juga tercatat merangkak naik.
Alhasil, MDKA mengantongi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$36,13 juta pada 2021. Torehan itu turun sangat tipis dari laba bersih pada 2020 yang tercatat US$36,19 juta.
Hingga akhir tahun lalu, total aset yang digenggam MDKA naik 37,54 persen YoY menjadi US$1,27 miliar. Menurut Direktur Merdeka Copper Gold David Thomas Fowler, kenaikan itu terutama disebabkan oleh bertambahnya kas dan setara kas sebesar US$134,44 juta, investasi pada instrumen ekuitas dan efek lainnya US$47,06 juta, uang muka investasi US$80,16 juta, dan persediaan US$48,5 juta.