Bisnis.com, JAKARTA – Pemenuhan modal inti masih menjadi pekerjaan rumah sejumlah bank kecil dan juga bank digital. Right issue pun menjadi senjata andalan perbankan, terutama yang berstatus emiten untuk menggenapi ketentuan modal inti yang ditentukan regulator.
Kini langkah tersebut pun ditempuh oleh PT Bank Of India Tbk. (BSWD). Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Direksi Perseroan menyampaikan estimasi jumlah maksimal rencana pengeluaran saham dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) sekitar 1,65 miliar lembar saham.
Strategi itu diambil lantaran BSWD memiliki perkerjaan rumah pada 2022 untuk loncat ke tier selanjutnya dengan menempatkan modal inti minimum sebesar Rp3 triliun.
Aturan tersebut tertuang dalam beleid Peraturan OJK No.12/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum. Beleid tersebut mewajibkan perbankan memiliki modal inti Rp1 triliun pada 2020, lalu naik Rp2 triliun pada 2021, dan Rp3 triliun pada 2022
Terkait aksi korporasi itu, perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham atas rencana penambahan modal melalui HMETD dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada Rabu, 16 Maret 2022.
Selanjutnya, emiten bersandi BSWD ini akan mengajukan pernyataan pendaftaran kepada OJK dengan ketentuan jangka waktu antara tanggal persetujuan RUPSLB hingga efektif pernyataan pendaftaran tidak lebih dari 12 bulan.