Bisnis.com, JAKARTA - Emiten teknologi PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) mengawali tahun ini dengan beragam aksi korporasi untuk memperbaiki kinerja pada tahun Macan Air. Pelaku pasar juga menantikan efek pergantian direksi BUKA mulai 16 Februari 2022.
Sejak listing pada 6 Agustus 2021, emiten berkode saham BUKA itu telah menyedot perhatian pelaku pasar. Baik karena penurunan harga sahamnya, maupun penggunaan dana hasil penawaran umum yang totalnya mencapai Rp21,9 triliun, terbesar di Bursa Efek Indonesia.
BUKA resmi menggenggam 2,49 miliar saham PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) lewat aksi rights issue. Perseroan mengeluarkan modal Rp1,19 triliun atau dengan harga pelaksanaan Rp478 per saham untuk bisa memiliki 11,49 persen saham bank digital tersebut.
Apabila dihitung dengan harga pasar BBHI pada Senin (31/1/2022) sebesar Rp5.600 per saham, nilai portofolio saham BBHI yang dimiliki BUKA setara dengan Rp13,98 triliun.
Masuknya BUKA ke BBHI menandai kongsi perusahaan unikorn itu dengan entitas usaha milik konglomerat Chairul Tanjung. Salah satu sumber Bisnis menyebutkan dalam waktu dekat keduanya akan mengumumkan kerja sama konkret terkait dengan Transmart.
Hal itu pun sebelumnya telah disampaikan oleh CEO CT Corp. Chairul Tanjung yang mengatakan bahwa perusahaannya akan bekerja sama dengan BUKA untuk membentuk perusahaan patungan e-commerce dengan komposisi saham 55 persen CT Group dan 45 persen Bukalapak.