Bisnis.com, JAKARTA – Kejatuhan saham Netflix pada Jumat (21/1/2022) merupakan yang paling parah sejak Juli 2012. Analis pun menurunkan peringkat raksasa streaming tersebut setelah perusahaan memberikan prospek penambahan pelanggan yang jauh dari ekspektasi Wall Street.
Pekan lalu, Netflix mengumumkan siap menaikkan harga sebagian besar paket berlangganannya di pasar AS dan Kanada karena perusahaan ingin mengantongi lebih banyak pendapatan. Akan ada kenaikan US$1 untuk paket standar dan peningkatan US$2 untuk paket premium yang mencakup streaming 4K.
Harga bulanan baru untuk paket standar sekarang adalah US$15,50 dari sebelumnya US$14, dan harga baru untuk paket Premium 4K adalah US$19,99 dari sebelumnya US$17,99. Ini adalah kenaikan harga ke-6 sejak 2014.
Saat pertama kali menaikkan harga di pasar Amerika, Netflix menaikkan harga paket standarnya menjadi US$8,99 dari harga aslinya US$7,99. Ketika itu perusahaan sangat khawatir mengenai kehilangan pelanggan jika terjadi kenaikan US$1 per bulan. Alhasil selama dua tahun berikutnya Netflix mempertahankan harga yang sama untuk pelanggan eksisting.
“Kami memperbarui harga kami sehingga kami dapat terus menawarkan berbagai pilihan hiburan berkualitas. Seperti biasa, kami menawarkan berbagai paket sehingga subscriber dapat memilih harga yang sesuai dengan anggaran mereka,” kata perwakilan Netflix dalam sebuah pernyataan, mengutip Variety pada Sabtu (22/1/2022).
Kenaikan harga ini dipandang sebagai sinyal bahwa Netflix akhirnya merasakan pasar yang kompetitif dari layanan lain seperti Disney+ dan HBO Max.