Bisnis.com JAKARTA — Harga nikel dunia menyentuh rekor baru. Di bursa London Metal Exchange (LME), harga nikel untuk semua kontrak dibanderol di kisaran US$22.000 per ton. Rekor harga nikel sejak 10 tahun terakhir atau tepatnya September 2011.
Indonesia telah menikmati kenaikan harga nikel dunia itu. Apalagi sejak kebijakan wajib olah di smelter dalam negeri. Serta penutupan keran ekspor sejak 1 Januari 2020.
Presiden Joko Widodo menyebutkan nikel menjadi salah satu penyumbang surplus perdagangan Indonesia dengan dunia. Bahkan angkanya sampai US$20 miliar. Rekor ini diperkirakan akan terus meningkat seiring meningkatnya permintaan bahan baku pembuatan baja tahan karat dan baterai kendaraan listrik itu.
Kenaikan harga nikel dunia membawa proyeksi positif bagi emiten yang berbisnis bahan tambang ini. Adalah PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) dan PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) sebagai pemain utama.
Sepanjang 9 bulan 2021, ANTM tercatat membukukan penjualan feronikel Rp4,34 triliun dan bijih nikel Rp3,25 triliun. Secara kumulatif, produk nikel menyumbang 28,66 persen dari total pendapatan ANTM yang mencapai Rp26,48 triliun.