Bisnis.com, JAKARTA – Hari ini, Selasa (4 Januari 2022) menjadi momentum di mana PT Indosat Ooredo Tbk. (ISAT) dan PT Huchison 3 meresmikan aksi merger mereka.
Sebelumnya, dalam rapat umum pemegang saham luar biasa Indosat pada Selasa (28/12/2021), 99,99 persen pemegang saham menyetujui penggabungan usaha dengan Tri Indonesia. Dengan demikian merger akan melahirkan entitas baru bernama PT Indosat Ooredoo Hutchison.
"Kombinasi Indosat dan H3I akan menciptakan perusahaan telekomunikasi dan internet digital kelas dunia yang lebih besar sehingga memberikan nilai lebih bagi pemegang saham, pelanggan, serta Indonesia," papar manajemen Indosat dalam keterangan resmi.
Namun demikian, tampaknya entitas merger baru tersebut akan mengalami kendala dalam mengembangkan bisnisnya ke depan. Terutama dalam memacu ekspansinya ke layanan jaringan 5G.
Pasalnya, pemerintah meminta Indosat Ooredoo Hutchison mengembalikan 2x5 MHz sebagai salah satu syarat merger.
Sekadar catatan, frekuensi merupakan sumber daya terpenting dalam pengembangan 5G. Indosat Ooredoo Hutchison awalnya diproyeksikan memiliki spektrum frekuensi sebesar 2x72,5MHz. Akibat diambil 2x5 MHz oleh pemerintah, maka jumlah frekuensi yang mereka miliki menjadi 2x67,5MHz.