Bisnis.com, JAKARTA — Prospek harga emas masih cerah hingga 2022 meski diprediksi sulit kembali menembus US$2.000 per troy ounce. Bagaimana imbasnya terhadap saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA), hingga PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS)?
Harga emas masih terbilang anteng di pasar global meski varian baru Covid-19, Omicron, telah terdeteksi di sejumlah negara. Di pasar spot, emas sedikit berubah diperdagangkan di US$1.783,91 per ounce pada pukul 00.38 GMT.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengungkapkan harga emas dunia akan sulit menembus level US$2.000 per troy ounce seperti pada masa awal pandemi virus corona. Kendati demikian, prospek logam mulia tersebut pada tahun depan masih cukup positif.
Ibrahim memaparkan salah satu katalis positif yang akan menopang pergerakan harga emas adalah kebijakan bank sentral AS, The Fed, yang diprediksi belum akan menaikkan suku bunga pada tahun depan. Dia mengaku pesimistis The Fed akan mulai menaikkan suku bunga pada tahun depan.
“Sikap The Fed yang kemungkinan akan tetap dovish ini dapat mengangkat harga emas ke kisraan US$1.900 per troy ounce pada tahun depan,” ujarnya seperti dikutip, Senin (6/12/2021).