Bisnis.com, JAKARTA – Tren aksi penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) perusahaan teknologi diyakini akan makin meningkat pada tahun depan. Apalagi setelah Bukalapak.com (BUKA), sejumlah unicorn hingga decacorn antre untuk menjajal peruntungannya di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI).
Salah satu rencana IPO yang paling dinanti-nanti saat ini adalah entitas gabungan dari Gojek dan Tokopedia alias GoTo. Entitas gabungan tersebut dikabarkan sedang bersiap untuk menjadi perusahaan terbuka guna meningkatkan modal atau mengizinkan investor awal untuk memonetisasi kepemilikan mereka. Jika IPO terlaksana, maka GoTo diproyeksikan bakal meraup dana yang lebih besar dibandingkan Bukalapak yang lebih dulu melantai.
Sejauh ini belum ada pernyataan resmi mengenai nilai wajar saham apabila GoTo jadi melakukan IPO. Namun, sejumlah analis memperkirakan valuasi Gojek dan Tokopedia setelah merger mencapai US$40 miliar atau sekitar Rp570 triliun.
Apabila 10 persen dari valuasi tersebut dilepas ke publik melalui IPO, maka nilainya berpotensi mencapai Rp57 triliun. Dengan nilai ini, maka aksi korporasi GoTo itu bakal mengalahkan nilai IPO saham Adaro ataupun Bukalapak.
Selain itu, dengan valuasi ini, GoTo akan berada dalam deretan emiten dengan kapitalisasi pasar (market cap) terbesar, bahkan berpotensi menggeser emiten-emiten big caps lain yang sudah lama melantai di Bursa.
CEO Grup GoTo Andre Soelistyo mengatakan Indonesia dan Asia Tenggara adalah dua pasar dengan prospek pertumbuhan yang paling menjanjikan di dunia.