Bisnis.com, JAKARTA — Tidak ada pilihan selain menaikkan harga. Jawaban itulah yang terlontar dari mulut Heru Budiman, Direktur PT Gudang Garam Tbk. (GGRM), ketika mendapat pertanyaan seputar strategi perusahaan untuk menghadapi tekanan tarif cukai rokok yang makin berat.
“Perbaikan profitabilitas hanya bisa terjadi kalau ada kenaikan harga, yang mana selama 2020 perbaikan harga kami memang tidak terlalu banyak sehingga gross profit turun,” tutur Heru dalam paparan publik, Kamis (9/9/2021).
Seperti disampaikan Heru, sebagai salah satu pemain besar di industri rokok, laba GGRM memang turun cukup dalam pada tahun lalu. Tepatnya hingga kisaran 29,71 persen.
Itu sebabnya pada tahun ini, perseroan mulai berani menaikkan harga sejumlah produknya. Pada April dan Mei contohnya, GGRM dua kali menaikkan harga sebagian portofolio produknya, masing-masing Rp500 per produk.
Sayangnya, pengambilan waktu kebijakan tersebut diakui perusahaan sedikit terlambat. Sebab, kenaikan cukai relatif sudah berlaku efektif sejak awal Februari 2021.
Imbas keterlambatan itu terhadap kinerja bisa ditebak. Laba GGRM masih tertekan sepanjang semester I/2021, kendati produksi maupun penjualan perusahaan sebenarnya masih bisa tumbuh.