Bisnis.com, JAKARTA — Edward Seky Soeryadjaya, pemilik Summa Group dan merupakan salah satu putra dari William Soeryadjaya, pengusaha nasional pemilik kelompok bisnis Astra, pernah bercita-cita mengembangkan bisnis perbankan dengan membuka kantor cabang Bank Summa di Timor Timur dan Munich, Jerman Barat.
Kala itu, Edward, putra sulung Om Willem yang juga menjabat sebagai Presdir PT Summa International, baru saja mencaplok Bank Pertiwi—milik Sultan Hamengku Buwono X—yang collapse akibat kalah dalam interbank call money Rp88 miliar.
Summa Group pun menjanjikan kepada para kreditur Bank Pertiwi bahwa utang akan dilunasi dalam tempo 8 tahun dengan bunga 8 persen per tahun.
Di masa-masa kejayaannya, total aset Bank Summa melonjak menjadi Rp874,5 miliar pada akhir 1989, dari sebelumnya hanya Rp274,8 miliar pada 1988. Edward pun memproyeksikan total kekayaan banknya melebihi Rp1 triliun pada akhir Februari 1990.
Nah, sebelum ditutup, Bank Summa tercatat memiliki aset sekitar Rp1,3 triliun, 82 kantor yang tersebar di 16 provinsi, dan memiliki dana pihak ketiga lebih dari Rp887,4 miliar.
Saat itu, geger Bank Summa, yang mengakibatkan Om Willem harus merelakan PT Astra International Tbk. (ASII) lepas dari tangannya, belum muncul ke permukaan.