Bisnis.com, JAKARTA – Harga komoditas minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil/CPO makin menjauhi level 4.000 ringgit Malaysia per ton lantaran sentimen negatif menyelimuti sektor tersebut.
Pada perdagangan Senin (24/5/2021), harga minyak sawit unggulan ekspor Tanah Air dan Negeri Jiran ambles hingga 86 ringgit Malaysia per ton. Sementara itu, harga CPO kontrak pengiriman Agustus di Bursa Malaysia Derivatif Exchange turun ke level 3.905 ringgit Malaysia per ton.
Penurunan tersebut terjadi lantaran India sebagai importir minyak kelapa sawit masih terpukul gelombang kedua Covid-19. Belum lagi, Malaysia juga melakukan pengetatan lockdown kembali karena meningkatnya jumlah infeksi virus baru.
Kasus harian infeksi di Malaysia mencapai 6.000 orang per hari. Kondisi yang mengkhawatirkan tersebut membuat lockdown ketat harus diterapkan. Alhasil, pembatasan aktivitas ekonomi menjadi ancaman.
Sektor yang menyerap minyak kelapa sawit juga makin tertekan seperti perhotelan, restoran dan katering. Harga minyak mentah juga anjlok hingga 5 persen sepanjang pekan ini. Pergerakan harga minyak cenderung searah dengan minyak nabati yang selama ini menjadi bahan baku pembuatan biodiesel.
Selain itu, ekspor minyak sawit Negeri Jiran di sepanjang bulan Mei diperkirakan naik 16 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sementara itu, ekspor lemak dan minyak hewan/nabati Indonesia di bulan April tercatat mengalami penurunan cukup dalam.