Bisnis.com, JAKARTA — Cengkraman konglomerat Peter Sondakh di PT Semen Gresik Tbk. (Persero) Tbk. (SMGR) melalui Blue Valley Holdings Pte Ltd tidak bertahan lama.
Kedatangan Peter Sondakh di Semen Gresik, yang kini telah bersalin nama menjadi Semen Indonesia, bermula pada 27 Juli 2006. Kala itu, terjadi transaksi penjualan saham Cemex Asia Holdings Ltd. kepada Blue Valley Holdings PTE Ltd.
Laporan tahunan Semen Indonesia mencatat komposisi kepemilikan saham berubah setelah transaksi antara Cemex dan Blue Valley menjadi Pemerintah RI 51,01 persen, Blue Valley 24,90 persen, dan publik 24,09 persen.
Kurang dari 4 tahun menggenggam produsen semen BUMN itu, Blue Valley yang dimiliki oleh Peter Sondakh melalui Rajawali Corporation diberitakan oleh Bisnis berencana menjual seluruh saham Semen Gresik pada Desember 2009. Akan tetapi, Rajawali membantah pemberitaan tersebut dan menekankan komitmen membangun emiten berkode saham SMGR itu dalam jangka panjang.
Kabar Rajawali Corporation melepas saham SMGR akhirnya terkonfirmasi pada akhir Maret 2010. Proses bookbuilding atau penawaran awal saham Blue Valley di SMGR terekam dalam Koran Bisnis Indonesia edisi 31 Maret 2010 di artikel berjudul ‘Rajawali tinggalkan Semen Gresik’.
Blue Valley telah mulai melakukan bookbuilding untuk melego 17,43 persen saham atau 1,04 miliar saham SMGR melalui private placement dengan harga Rp7.000. Berdasarkan harga penutupan sesi sebelumnya, banderol itu terdiskon 6 persen.