Bisnis.com, JAKARTA — Prospek saham penghuni indeks LQ45 masih prospektif meski kini investor domestik yang mendominasi bursa cenderung lebih menyukai emiten lapis dua.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, secara tahun kalender atau year to date (ytd) hingga 26 Maret 2021, indeks LQ45 hanya mampu terapresiasi 3,94 poin atau 0,42 persen, underperform dibandingkan indeks harga saham gabungan yang menguat 3,62 persen dalam periode yang sama.
Adapun, indeks saham-saham small medium caps (SMC) terpantau mencetak kinerja lebih baik dibandingkan indeks LQ45, seperti indeks SMC Composite yang menguat 5,59 persen secara ytd, dan indeks IDX SMC Liquid yang naik 2,49 persen secara ytd.
Direktur Panin Asset Manajemen Rudiyanto mengatakan saham-saham lapis utama seperti penghuni indeks LQ45 biasanya menjadi favorit bagi investor asing. Sayangnya, saat ini investor asing masih belum sepenuhnya kembali masuk ke pasar Indonesia.
“Asing sempat masuk banyak tapi belakangan karena kenaikan [yield] US Treasury itu jadi keluar juga. Jadi saat ini transaksi asing belum terlalu deras sehingga pergerakan big caps juga kurang tenaga,” katanya kepada Bisnis, Minggu (28/3/2021).
Mengacu dari data BEI, sepanjang tahun berjalan asing memang masih mencatatkan aksi beli bersih (net buy) Rp296 miliar. Namun, jumlah tersebut belum mampu mengompensasi aksi net sell sepanjang 2020 lalu yang mencapai Rp47,8 triliun.