Bisnis.com, JAKARTA — PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) membidik dana segar yang berasal dari pinjaman Export Credit Agency (ECA) dua puluh tahun silam.
Aneka Tambang (Antam) telah melakukan penghiliran komoditas nikel sejak 1976. Perjalanan dimulai dari pembangunan Pabrik FeNi I dengan kapasitas 4.500 ton nikel dalam feronikel (TNi) per tahun yang mulai beroperasi komersial pada 1976.
Selanjutnya, proyeksi ekspansi FeNi II dengan kapasitas 5.500 TNi per tahun beroperasi secara komersial pada 1995. Setelah memiliki proyek itu, ANTM terus mengembangkan sayapnya di bidang penghiliran komoditas nikel.
Berdasarkan laporan tahunan Antam periode 2000, dilakukan penunjukkan TESSAG Industrienlagen GmbH dari Jerman sebagai pemenang tender sekaligus sebagai calon kontraktor pembangunan pabrik FeNi III.
Setelah keputusan itu, Antam tancap gas mencari pendanaan pada awal 2001. Manuver emiten badan usaha milik negara (BUMN) tambang itu terekam dalam pemberitaan Koran Bisnis Indonesia edisi 26 Januari 2001.
Direktur Utama Antam saat itu, Deddy Aditya Somanegara, menceritakan penjajakan pinjaman dalam artikel berjudul ‘Antam jajaki pinjaman US$120 juta dari ECA’.