Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi melanjutkan tren penguatan di era kepemimpinan Joe Biden sebagai Presiden ke-46 Negeri Paman Sam.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah berada di level Rp14.035 per dolar AS, terkoreksi 0,25 persen pada penutupan perdagangan Jumat (22/1/2021). Dalam perdagangan sepekan rupiah, terkoreksi 0,1 persen di saat mayoritas mata uang Asia berhasil terapresiasi.
Kendati demikian, sepanjang tahun berjalan 2021 rupiah masih menguat 0,1 persen terhadap dolar AS. Catatan penguatan terbesar rupiah sepanjang 2021 terjadi pada 4 Januari 2021 dan 6 Januari 2021 saat mata uang garuda menyentuh level Rp13.895 per dolar AS.
Sementara itu, titik pelemahan terbesar sepanjang tahun ini adalah di level Rp14.130 per dolar AS yang ditorehkan pada 12 Januari lalu.
Ekonom CORE Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan, pergerakan rupiah akhir pekan lalu salah satunya dipengaruhi juga kenaikan yield surat utang pemerintah AS atau US Treasury. Kenaikan imbal hasil tersebut berdampak pada kenaikan indeks mata uang dolar AS.