Bisnis.com, JAKARTA – Sempat menghijau sejak awal tahun, harga saham emiten-emiten BUMN karya kompak terkoreksi pada perdagangan Selasa (19/1/2020). Ini merupakan tren koreksi kedua beruntun setelah fenomena serupa juga terjadi pada momen-momen akhir perdagangan sehari sebelumnya.
Saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) rontok 150 poin alias 6,67 persen ke level harga Rp2.100, sedangkan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) ambrol 130 poin alias 6,77 persen ke posisi Rp1.790. PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) pun tak mau kalah, dengan membukukan pelemahan harga 125 poin atau setara 6,72 persen menuju harga Rp1.735.
Sementara itu, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. (PTPP) mengalami pelemahan 145 poin alias 6,81 persen ke angka Rp1.985.
Secara year-to-date (ytd), keempat emiten sebenarnya masih dalam posisi harga lebih baik dari garis start masing-masing. Namun, pelemahan ini berada di luar prediksi lantaran di atas kertas, semestinya emiten BUMN karya tengah dalam kondisi diuntungkan oleh sentimen vaksinasi, wacana finalisasi Sovereign Wealth Fund (SWF), serta pemulihan ekonomi.
Sejumlah analis bahkan sempat memprediksi beberapa saham emiten karya pelat merah bisa rebound dalam perdagangan Selasa (19/1), serta memasukkannya dalam rekomendasi saham. Namun, ramalan tersebut toh gagal terbukti.
Jika dirunut, terkoreksinya harga saham ketiga emiten tidak bisa dilepaskan dari ucapan investor saham senior Lo Kheng Hong. Pada Senin (18/1) siang, Pak Lo–panggilan akrabnya–sempat menyinggung kinerja WIKA, WSKT, dan ADHI.