Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah nasib kian buram akibat tensi panas dengan Pemerintah China, Alibaba justru menjadi saham primadona di mata para analis. Pasalnya, situasi ini sebenarnya dapat dimanfaatkan oleh investor ritel.
Pascabatalnya Initial Public Offering (IPO) Ant Group, anak usaha Alibaba, di bursa Shanghai dan Hong Kong pada awal November 2020, saham Alibaba memang mengalami pelemahan. Dari posisi 299,8 dolar Hong Kong pada Selasa (3/11/2020), 2 hari sebelum tanggal IPO, saham perusahaan e-commerce raksasa itu di Hang Seng ditutup di level 222 dolar Hong Kong pada penutupan perdagangan Selasa (29/12).