Bisnis.com, JAKARTA – Ibarat air mengalir di keran yang knopnya baru diputar, dibukanya suspensi terhadap saham PT Indosat Tbk. (ISAT) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (29/12/2020), langsung disambut gegap gempita. Data BEI menyebutkan bahwa volume transaksi saham ISAT kemarin, menyentuh 84.006.800.
Frekuensi transaksi juga tampak mencapai 30.759, alias tertinggi sejak 17 Desember 2020. Sementara itu, nilai transaksi saham ISAT kemarin, yang mencapai Rp486.157.085 bahkan menjadi rekor baru dalam beberapa bulan terakhir.
Sejak menebar sinyal merger dengan CK Hutchison 3 Indonesia, perusahaan pemilik operator seluler Tri, saham ISAT memang konsisten jadi primadona. Puncaknya, tatkala kedua pihak mengumumkan telah meneken Memorandum of Understanding (MoU) untuk negosiasi eksklusif, Senin (28/12).
Dalam keterangan resminya, masing-masing pihak memang menggarisbawahi bahwa saat ini belum ada kesepakatan apapun dan merger juga belum bisa dipastikan terealisasi. Namun, toh pernyataan tersebut seolah tak meruntuhkan tren penguatan harga saham ISAT.
Apabila ditarik ke posisi awal Desember yang ada di kisaran Rp2.230, saham ISAT yang kini berada di harga Rp5.275 tercatat telah menguat 136,5 persen. Sementara itu, jika ditarik ke posisi awal tahun, saham ISAT telah menanjak 83,7 persen dari posisi Rp2.870.
Menariknya, ISAT tidak sendirian. Tren kenaikan saham rupanya juga dialami emiten telekomunikasi kompetitor-kompetitor mereka, kendati faktor pendorongnya berbeda satu dengan yang lain.