Bisnis.com, JAKARTA – Emiten-emiten yang bergelut di sektor farmasi kompak mengalami koreksi harga saham sepanjang pekan lalu. Tren ini kemudian berlanjut pada awal pekan ini, dan bukan mustahil pergerakan tak beda jauh akan terjadi sampai kalender 2020 berakhir.
Saham emiten pelat merah PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) misalnya, ditutup melemah 1,4 persen dari Rp4.240 menjadi Rp4.180 pada akhir perdagangan Senin (28/12/2020). Sementara itu, saham emiten holding BUMN PT Indofarma Tbk. (INAF) mengalami pelemahan 0,9 persen dari Rp4.050 ke level Rp4.010.
Pelemahan turut dipertegas saham-saham emiten farmasi swasta seperti PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF), PT Pyridam Farma Tbk. (PYFA), hingga PT Soho Global Health Tbk. (SOHO).
Dalam catatan Bisnis, hingga akhir perdagangan Senin (28/12), total ada sembilan emiten farmasi yang tercatat menampilkan grafik merah.
Analis Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas menilai adanya tren koreksi harga saham farmasi tidak dipicu sentimen tertentu. Melainkan, murni karena aksi profit taking alias ambil untung yang dilakukan para investor.
Aksi tersebut membuat saham-saham farmasi cenderung lebih banyak dilego ketimbang diburu.