Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan boleh jadi sedang semringah. Di tengah pandemi virus corona yang belum berlalu, harga emas hitam terkerek ke level US$60 per ton. Keberkahan juga bisa kembali mampir di esok hari hari karena omnibus law UU Cipta Kerja memberikan beragam benefit untuk para emiten tambang.
Harga batu bara mulai terkerek setelah pemulihan permintaan bukan sekadar harapan. Data Bloomberg menunjukkan, pada penutupan perdagangan Rabu (7/10/2020) harga batu bara Newcastle untuk kontrak teraktif, pengiriman November 2020, berhasil parkir di level US$60,1 per ton.
Secara harian, harga memang melemah 0,97 persen. Tapi, coba bandingkan dengan bulan lalu. Harga batu bara saat itu menyentuh US$53,5 per ton sehingga dalam sebulan terakhir harga sudah naik hampir 20 persen.
Sekretaris Perusahaan PT Golden Energy Mines Tbk. Sudin SH mengatakan bahwa pemulihan harga batu bara hingga kembali ke kisaran level US$60 per ton memungkinkan perseroan mencetak kinerja melampaui pencapaian pada tahun lalu.
Untuk diketahui, emiten berkode saham GEMS itu membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk senilai US$65,40 juta pada 2019.
Pada semester I/2020 perseroan telah mencetak laba bersih sebesar US$53,53 juta, naik 50,3 persen dibandingkan dengan pencapaian semester I/2019.