Bisnis.com, JAKARTA — Bergerak di bidang transportasi kargo dan logistik terpadu, cakar-cakar bisnis PT Samudera Indonesia kian tajam seiring dengan manuver perusahaan mendirikan pangkalan angkutan darat dengan armada 100 truk untuk menunjang bisnis kargonya pada pengujung.
Sempat tersendat karena kemerosotan harga minyak pada awal 80an, Samudera Indonesia bangkit dan masuk ke segmen bongkar muat pada 1986. Manuver ini menjadi cikal bakal munculnya operator-operator terminal, hingga kemudian pada 1991 mereka berhasil membuka usaha depo peti kemas.
Namun, sampai di titik itu belum bikin Soedarpo puas. Dirinya ingin terus melebarkan sayap. Apalagi waktu itu segmen logistik via kapal sedang laris-larisnya.
Yang kemudian jadi masalah, Samudera Group kesulitan berburu modal untuk ekspansi. Tingginya biaya pajak juga bikin perolehan laba mereka tidak maksimal.
Setelah putar otak dan diskusi dengan lingkaran dekatnya, Soedarpo akhirnya menempuh sebuah langkah besar: mendirikan anak usaha di Singapura.
Maka berdilrilah PT Samudera Shipping Line, anak usaha PT Samudera Inonesia yang berbasis di Singapura pada 1993.