Bisnis.com, JAKARTA - Genap enam bulan pandemi virus corona menyergap Indonesia, menimbulkan dampak luas di berbagai lini kehidupan. Namun, di saat krisis, selalu saja ada peluang, termasuk di pasar saham.
Salah satu sektor yang cukup moncer selama masa pandemi adalah emiten farmasi.Bisnis mencatat, terdapat 10 emiten farmasi dengan 9 diantaranya masih diperdagangkan hingga akhir sesi penutupan pasar Rabu (2/9/2020).
Harga saham emiten farmasi naik gila-gilaan. Bahkan, Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat mendeteksi aktivitas yang tidak biasa pada pergerakan saham emiten farmasi pelat merah.
Kenaikan harga saham farmasi mirip dengan tren kasus positif Covid-19, terus menanjak. Sejak kasus pertama diungkap pada 2 Maret 2020 lalu, jumlah kasus positif corona mencapai 180.646 kasus per hari ini, Rabu (2/9/2020).
Di saat kasus Covid-19 naik terus, harga saham emiten farmasi pelat merah segendang sepenarian.
Saham PT Indofarma Tbk. (INAF) mencatatkan lonjakan tertinggi di antara semua emiten farmasi lainnya. Saham berkode INAF naik 371,21 persen dalam enam bulan terakhir dengan rentang Rp446 - Rp3.540.