Rahasia di Balik Harga Emas yang Bikin Dag-dig-dug

Harga emas kembali menembus level US$2.000 per troy ounce setelah sempat terperosok dalam waktu singkat. Banderol emas diprediksi berada dalam tren bullish ke depan. Walaupun dibandenderol mahal, harga emas bila disesuaikan dengan tren inflasi, lebih murah dibandingkan era 2013 dan 1970.

Bisnis.com, JAKARTA - Emas berhasil mempertahankan gengsi sebagai logam yang dimuliakan setelah kembali mencetak kenaikan harga. Padahal, pekan lalu harga emas anjlok 5 persen dan mencetak kinerja penurunan terburuk dalam tujuh tahun terakhir.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Selasa (18/8/2020) harga emas telah kembali ke kisaran level US$2.000 per troy ounce, setelah terhempas ke area US$1.800 per troy ounce pada beberapa perdagangan lalu.

Konten Premium Terbaru