Bisnis.com, JAKARTA — Pertemuan antara negara anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan negara-negara produsen minyak aliansinya, alias OPEC+, yang dihelat akhir pekan lalu, seolah jadi pembuka asa bagi para produsen minyak dunia.
Bagaimana tidak, keputusan perpanjangan pembatasan produksi minyak secara global—sebesar 10 persen dan berlaku sampai Juli 2020—yang diteken dalam pertemuan tersebut berhasil mendorong harga minyak dunia untuk terus naik pada awal pekan ini.
OPEC+ sudah memangkas produksi setidaknya sejak Mei 2020, setelah konsumsi minyak merosot di tengah pandemi Covid-19. Masih segar di ingatan harga minyak sempat anjlok hingga posisi minus pada April 2020.
Bloomberg melaporkan West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Juli 2020 naik 20 sen ke posisi US$38,39 per barel di bursa New York pada perdagangan Senin (8/6/2020) waktu setempat. Sementara itu, minyak Brent untuk kontrak Agustus 2020 menguat 0,3 persen ke level US$40,91 per barel di ICE Futures Europe, setelah sempat anjlok 3,6 persen pada sesi perdagangan sebelumnya.
Pembatasan produksi memang bukan satu-satunya pemicu. Pengaruh kenaikan harga ekspor minyak Arab Saudi serta meningkatnya permintaan impor dari China dan negara-negara lain yang mulai beraktivitas normal juga punya andil besar.
Tapi, toh itu tak menafikan kontribusi kesepakatan OPEC+, yang membuat negara-negara seperti Irak dan Nigeria bersedia mengontrol produksi mereka.